UPDATESATU.COM-Menciptakan nama merek tidak dapat dilakukan secara sembarangan ataupun hanya mengikuti selera pribadi pemilik bisnis. Proses ini perlu mempertimbangkan alasan-alasan strategis di balik penamaan tersebut.
Sayangnya, ilmu branding kerap kali disampaikan dengan cara yang terkesan rumit, mahal, dan eksklusif.
Hal ini justru membuat para pelaku usaha mikro dan kecil semakin bingung dalam menentukan nama merek yang tepat untuk usahanya.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, ingin membagikan 18 teknik membuat nama merek yang sederhana, mudah dipahami, dan siap diterapkan oleh siapa pun.
18 Teknik Membuat Nama Brand dalam Bisnis Kuliner
1. Teknik Kategori Umum
Gunakan kategori produk di awal nama merek.
Contoh: Sate Ayam Bapak Joko, Blablabla Bakery, Ayam Geprek Ibu Rina.
Cocok untuk UMKM karena memudahkan konsumen mengetahui produk yang ditawarkan.
2. Teknik Kategori Viral
Gunakan nama kategori yang sedang tren.
Contoh: Soto Balungan, Ayam Cabe Ijo, Soto Gebrak.
Tujuannya memanfaatkan efek FOMO (takut ketinggalan tren).
3. Teknik Bahasa Kekinian
Gunakan istilah yang populer dan relevan dengan target pasar.
Contoh: Kopi Kenangan, Janji Jiwa, Kisah Manis Coffee.
4. Nama Berdasarkan Selera Pemilik
Kadang nama merek tidak memiliki makna khusus di awal, namun dibangun seiring waktu.
Contoh: Starbucks, McDonald’s, HokBen.
5. Teknik Nama Daerah
Gunakan nama tempat yang identik dengan menu tertentu.
Contoh: Soto Boyolali, Nasi Padang Payakumbuh, Warung Tegal.
6. Teknik Bahasa Asing
Gunakan kata dalam bahasa asing, seperti bahasa Inggris.
Contoh: Bag, Munchies, Daily Bites.
Namun, perhatikan kesesuaian dengan target pasar.
7. Jajak Pendapat
Lakukan polling atau survei terhadap target pasar untuk menentukan nama yang paling disukai.
Dapat dilakukan secara gratis melalui media sosial, atau secara profesional melalui layanan riset seperti Populix.
8. Pertanyaan Terbuka kepada Publik
Tanyakan langsung kepada audiens melalui media sosial atau komunitas.
Contoh: “Kami akan membuka coffee shop, ide nama yang menarik dong! Ada hadiah untuk nama yang terpilih.”
9. Menyesuaikan dengan Kompetitor
Gunakan pola penamaan yang serupa dengan kompetitor untuk menciptakan rasa familiar.
Contoh: Haus, Teguk, Minum, Ngelak.
10. Menggunakan Brand Name Generator atau AI
Gunakan alat pembuat nama merek otomatis atau bantuan AI seperti ChatGPT.
Masukkan deskripsi usaha Anda, dan biarkan sistem memberikan beberapa rekomendasi nama.
11. Menggunakan Konsultan Branding
Langkah yang paling aman dan profesional.
Biasanya mendapatkan layanan lengkap mulai dari nama, logo, hingga panduan merek.
Namun, tentu membutuhkan biaya.
12. Masukan dari Mentor
Mintalah pendapat dari mentor bisnis yang berpengalaman.
Lebih tepat sasaran dan biasanya diberikan secara gratis.
13. Kata Umum yang Diberi Makna Baru
Gunakan kata yang sudah umum, lalu bangun maknanya melalui branding.
Contoh: Kenangan, Janji, Manis — kini identik dengan brand kopi ternama.
14. Menggunakan Singkatan
Buat singkatan dari nama pemilik atau kata tertentu.
Contoh: Bensu (Beny Onsu), Sasi (Sari dan Siska).
Pastikan singkatan tidak membingungkan atau mengandung makna negatif.
15. Unsur Kejutan
Gunakan nama yang unik dan mencolok untuk menarik perhatian.
Contoh: Sop Janda, Mie Setan, Bakso Tetelan Ngamuk.
Meski menarik, perhatikan juga aspek regulasi dan sensitivitas publik.
16. Gabungan Dua Kata
Satukan dua kata yang saling mendukung makna.
Contoh: Janji Jiwa, Donat Bahagia, Titik Temu.
17. Kekuatan Reputasi
Gunakan nama produk dan tokoh yang sudah dikenal masyarakat.
Contoh: Sate Jando, Soto Madura, Sop Ayam Pak Min.
18. Intuisi Pemilik
Mengandalkan selera pribadi boleh-boleh saja, asalkan tetap mempertimbangkan kesesuaian dengan target pasar.
Contoh: Jika pemilik dari generasi tua membuat nama untuk pasar Gen Z, perlu berhati-hati agar tetap relevan.
Itulah 18 teknik membuat nama merek untuk bisnis kuliner.
Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat membantu para pelaku usaha yang sedang mencari inspirasi nama untuk brand-nya.(*)