UPDATESATU.COM-Dalam dunia bisnis kuliner, menjaga kualitas dan keamanan makanan merupakan aspek yang sangat penting untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan sekaligus menjaga kesehatan konsumen.
Salah satu bahan makanan yang sering menjadi fokus perhatian adalah ayam goreng, terutama terkait proses marinasi, daya tahan saat penyimpanan, hingga penanganan apabila ayam goreng tersebut tidak laku dijual dalam waktu tertentu.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara tuntas beberapa pertanyaan penting yang sering muncul di kalangan pelaku bisnis kuliner, terutama yang bergerak di bidang makanan berbasis ayam goreng.
Mulai dari berapa lama ketahanan ayam setelah proses marinasi, bagaimana cara penyimpanan yang aman, hingga solusi tepat jika ayam goreng tidak laku dijual agar tetap dapat dimanfaatkan tanpa mengurangi kualitas produk.
Ketahanan Ayam Setelah Proses Marinasi
Proses marinasi ayam merupakan langkah penting untuk meningkatkan rasa dan tekstur sebelum ayam digoreng. Namun, selain rasa, aspek ketahanan atau masa simpan setelah proses marinasi juga perlu diperhatikan.
Menurut standar safe flash dari ayam yang digunakan, ketahanan ayam sangat tergantung pada sumber dan cara pengolahan ayam tersebut.
Jika ayam yang digunakan berasal dari RPA (Rearing Poultry Association) atau slaugterhouse yang telah menerapkan prinsip-prinsip ACP (Animal Care Program) serta standar GMP (Good Manufacturing Practices) dan food safety yang ketat, ayam tersebut dapat bertahan hingga 3 sampai 4 hari saat disimpan dalam pendingin.
Sebaliknya, jika ayam diperoleh dari pasar tradisional atau merupakan hasil penarikan (towing) dari ayam beku (frozen), ketahanannya jauh lebih singkat, yaitu hanya sekitar satu hari saja.
Hal ini dikarenakan kualitas ayam jenis ini menurun secara signifikan lebih cepat dibandingkan ayam yang berasal dari sumber resmi dengan standar pengolahan yang baik.
Penanganan Ayam Goreng yang Tidak Laku Dijual
Salah satu tantangan dalam bisnis kuliner adalah menghadapi kondisi di mana produk ayam goreng tidak laku terjual dalam waktu yang diharapkan.
Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah ayam goreng yang sudah matang tersebut masih boleh digoreng kembali atau dijual keesokan harinya?
Jawaban yang tepat adalah ayam goreng yang tidak laku dijual tidak boleh dijual kembali dalam bentuk ayam goreng utuh pada hari berikutnya.
Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas produk sekaligus memastikan keamanan konsumen dari risiko keracunan makanan akibat penyimpanan yang kurang tepat.
Namun, ayam goreng yang tidak laku tersebut tetap bisa diolah kembali menjadi produk turunan yang kualitasnya lebih terjaga saat proses pengolahan ulang. Contohnya adalah mengubah ayam goreng menjadi ayam suwir yang dapat digunakan sebagai topping pada bubur ayam atau rice ball.
Dengan cara ini, produk tetap dapat dimanfaatkan tanpa mengurangi nilai jual dan kualitas rasa.
Tips Penyimpanan Ayam yang Aman dan Berkualitas
Untuk memastikan ayam yang sudah dimarinasi atau ayam goreng tetap dalam kondisi prima saat disimpan, berikut beberapa tips penyimpanan yang bisa diterapkan:
Simpan ayam dalam pendingin (chiller atau freezer) dengan suhu yang sesuai standar food safety, yaitu antara 0°C sampai 4°C untuk pendinginan biasa, dan di bawah -18°C untuk pembekuan.
Pastikan ayam disimpan dalam wadah tertutup rapat agar terhindar dari kontaminasi bakteri dan bau tidak sedap.
Jangan biarkan ayam berada di suhu ruang terlalu lama, terutama jika sudah dimasak, karena risiko pertumbuhan mikroorganisme berbahaya akan meningkat drastis.
Gunakan prinsip FIFO (First In First Out) dalam pengelolaan stok, sehingga ayam yang lebih dulu masuk harus dijual lebih dulu.
Pentingnya Proses Food Safety dan Standarisasi Produk
Salah satu kunci utama dalam menjaga ketahanan dan kualitas ayam adalah dengan memastikan bahwa seluruh proses mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, hingga penyimpanan mengikuti standar food safety yang telah ditetapkan.
Penerapan prinsip ACP, GMP, dan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) sangat dianjurkan untuk mengontrol potensi risiko yang bisa terjadi selama proses produksi. Dengan demikian, bisnis kuliner Anda tidak hanya akan menghasilkan produk yang lezat, tetapi juga aman dan sehat untuk dikonsumsi.
Dalam menjalankan bisnis kuliner ayam goreng, pemahaman tentang proses marinasi, ketahanan bahan, serta penanganan produk yang tidak laku sangat penting untuk menunjang keberhasilan usaha.
Ayam yang berasal dari sumber terpercaya dan melalui proses pengolahan serta penyimpanan yang tepat dapat bertahan hingga beberapa hari dan aman untuk dikonsumsi.
Jika ayam goreng tidak laku, jangan menjualnya kembali dalam bentuk utuh, melainkan olah menjadi produk turunan seperti ayam suwir agar kualitas tetap terjaga.
Pastikan selalu mengikuti standar food safety dan mengelola stok dengan baik untuk menjaga kualitas dan kepuasan pelanggan.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi para pelaku usaha kuliner dalam mengoptimalkan bisnis ayam goreng Anda. (*)