UPDATESATU.COM-Banyak orang belum mengetahui bahwa terdapat jenis-jenis aset tertentu yang dapat menghasilkan uang secara otomatis.
Selama ini, kita terbiasa diajarkan untuk bekerja keras demi memperoleh penghasilan.
Namun, individu yang telah mencapai kebebasan finansial memiliki cara pandang yang berbeda. Mereka bekerja sekali, kemudian membiarkan aset yang mereka miliki menghasilkan uang secara berkelanjutan.
Inilah yang disebut sebagai kekuatan dari pendapatan pasif.
Sebagian dari kita mungkin menganggap bahwa untuk memperoleh pendapatan pasif dibutuhkan modal yang besar.
Padahal, tidak selalu demikian. Beberapa jenis aset dapat dibangun dengan modal kecil, bahkan hanya memerlukan waktu, keterampilan, serta konsistensi.
Pada materi ini, akan dibahas 15 jenis aset yang dapat menghasilkan pendapatan pasif, mulai dari aset berbasis properti, digital, hingga aset intelektual.
Apabila dikelola dengan baik, seluruhnya dapat menjadi sumber penghasilan jangka panjang.
Jenis Aset Pendapatan Pasif Penghasil Uang
1. Properti Sewa, Kontrakan, atau Kos-Kosan
Aset properti seperti rumah kontrakan atau kamar kos merupakan salah satu bentuk pendapatan pasif yang paling klasik.
Properti dibangun atau dibeli satu kali, lalu disewakan secara berkelanjutan. Selama properti tersebut terawat dan berada di lokasi strategis, pendapatan dari sewa akan terus mengalir setiap bulan.
Misalnya, seseorang membeli rumah kecil di kawasan kampus seharga Rp250 juta. Rumah tersebut dibagi menjadi tiga kamar kos, masing-masing disewakan seharga Rp800.000 per bulan. Dalam satu bulan, ia memperoleh Rp2,4 juta. Setelah dikurangi biaya listrik dan perawatan, masih terdapat pendapatan pasif yang stabil. Meskipun membutuhkan modal awal, properti merupakan aset yang nilainya cenderung meningkat setiap tahun.
2. Aplikasi atau Website yang Dimonetisasi
Apabila Anda memiliki kemampuan dalam membuat aplikasi atau situs web, hal ini dapat menjadi aset digital yang menghasilkan pendapatan secara berkelanjutan.
Contohnya, seorang pengembang membuat aplikasi sederhana untuk mencatat keuangan pribadi. Aplikasi tersebut diunggah ke Play Store dan dimonetisasi melalui iklan.
Setiap kali pengguna membuka aplikasi, iklan ditayangkan dan pengembang mendapatkan bayaran dari Google AdMob. Meski awalnya penghasilannya hanya ratusan ribu per bulan, jumlah tersebut dapat meningkat seiring dengan bertambahnya unduhan.
3. Buku atau Ebook
Bagi Anda yang gemar menulis, karya Anda dapat menjadi sumber pendapatan pasif. Misalnya, dengan menulis ebook tentang resep masakan, tips belajar bahasa asing, atau pengalaman profesional. E
book tersebut dapat dijual melalui platform seperti Google Play Books, Amazon Kindle, atau situs pribadi.
Sekali buku terbit dan dipasarkan, setiap penjualannya akan menjadi pendapatan pasif, bahkan bertahun-tahun setelah buku selesai ditulis.
4. Aset Foto atau Video
Bila Anda memiliki hobi fotografi atau videografi, karya Anda dapat menghasilkan uang secara otomatis.
Caranya adalah dengan mengunggah konten ke platform seperti Shutterstock, Adobe Stock, atau Pond5.
Setiap kali seseorang membeli atau menggunakan karya tersebut, Anda akan memperoleh royalti.
Konten seperti foto pemandangan atau video slow motion kopi diseduh sering digunakan dalam iklan dan produksi konten kreatif.
5. Saham Dividen
Investasi saham tidak selalu berkaitan dengan jual beli harga. Terdapat jenis saham yang secara rutin memberikan dividen, yakni pembagian keuntungan perusahaan yang dibayarkan setiap tahun atau bahkan per kuartal.
Misalnya, jika Anda memiliki saham dari perusahaan besar seperti Bank BCA atau Telkom, Anda akan tetap mendapatkan dividen meskipun tidak menjual saham tersebut.
Bahkan dengan modal awal ratusan ribu rupiah, Anda sudah dapat mulai berinvestasi.
6. Obligasi atau Surat Berharga Negara (SBN)
Obligasi merupakan surat utang, di mana Anda meminjamkan dana kepada pemerintah atau perusahaan, dan mereka akan mengembalikannya dalam jangka waktu tertentu disertai bunga tetap.
Pemerintah Indonesia rutin menerbitkan SBN seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Ritel, yang dapat dibeli mulai dari Rp1 juta. Bunga dari obligasi ini dibayarkan secara berkala, misalnya setiap bulan atau per tiga bulan.
7. Peer-to-Peer Lending
Melalui platform peer-to-peer lending, Anda dapat meminjamkan dana kepada UMKM atau individu yang membutuhkan modal.
Sebagai imbalannya, Anda akan menerima bunga atau keuntungan secara rutin setiap bulan.
Beberapa platform legal di Indonesia seperti KoinWorks dan Amartha telah terdaftar dan diawasi oleh OJK. Jika dilakukan dengan strategi reinvestasi, pendapatan dari bunga ini dapat terus bertumbuh.
8. Waralaba Skala Kecil atau Bisnis Otomatis
Waralaba tidak selalu memerlukan biaya besar. Saat ini tersedia berbagai pilihan waralaba makanan dan minuman dengan modal mulai dari Rp3 juta hingga Rp10 juta, lengkap dengan sistem pelatihan dan prosedur operasional. Bisnis ini juga dapat diotomatisasi, seperti menitip jual di kantin atau toko, atau mempekerjakan tenaga kerja harian.
9. Produk Digital yang Dapat Dijual Berulang
Bagi Anda yang memiliki keterampilan desain, menulis, musik, atau edukasi, produk digital dapat menjadi aset pasif yang sangat potensial. Contohnya termasuk template desain, efek suara, kursus online, atau aplikasi sederhana. Produk ini hanya perlu dibuat satu kali dan dapat dijual berulang kali tanpa biaya produksi tambahan.
10. Konten Monetisasi YouTube, Blog, atau Podcast
Meskipun pembuatan konten memerlukan waktu dan tenaga di awal, begitu konten tersebut telah dipublikasikan dan mendapat banyak penonton atau pendengar, konten tersebut berubah menjadi aset penghasil uang. Pendapatan dapat berasal dari iklan (AdSense), sponsor, donasi melalui platform seperti Patreon, hingga affiliate marketing.
11. Lisensi Aplikasi atau Perangkat Lunak
Jika Anda memiliki kemampuan untuk mengembangkan perangkat lunak atau tools seperti manajemen, desain, atau akuntansi, Anda dapat menjual lisensinya kepada individu atau perusahaan.
Bahkan jika Anda bukan seorang pengembang, Anda dapat bekerja sama dengan programmer dan membagi hasil pendapatan.
12. Aset Kripto: Staking, Yield Farming, atau Menyewakan Node
Bagi Anda yang memahami dunia blockchain, terdapat cara untuk memperoleh pendapatan pasif melalui staking (mengunci aset kripto untuk mendapatkan imbal hasil), yield farming, atau menjalankan node validator.
Namun, metode ini memiliki risiko tinggi, sehingga perlu dipelajari secara mendalam terlebih dahulu.
13. Paten atau Hak Cipta
Jika Anda menciptakan ide unik atau inovasi teknologi, Anda dapat mengajukan paten. Apabila pihak lain ingin menggunakannya, mereka harus membayar lisensi kepada Anda. Hal yang sama berlaku untuk hak cipta, seperti desain, logo, atau karakter, yang hak penggunaannya dapat diperjualbelikan.
14. Aset Koleksi Bernilai
Barang-barang koleksi seperti barang antik, karya seni, jam tangan langka, hingga koleksi digital seperti NFT berpotensi menjadi aset dengan nilai yang meningkat seiring waktu. Namun, diperlukan pengetahuan dan ketelitian karena tidak semua barang koleksi memiliki nilai jual yang tinggi.
15. Investor Diam atau Pemodal Usaha Kecil
Jika Anda memiliki modal namun tidak memiliki waktu atau keterampilan untuk menjalankan usaha sendiri, Anda dapat menjadi investor pasif.
Misalnya, dengan memberikan modal kepada teman yang menjalankan usaha kuliner, dan menerima bagian dari keuntungan bulanan tanpa harus terlibat dalam operasional.
Jenis aset pasif mana yang dapat Anda mulai hari ini? Membangun pendapatan pasif memang membutuhkan waktu dan ketekunan, tetapi hasilnya dapat dirasakan dalam jangka panjang. Mulailah dari jenis aset yang paling sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang Anda miliki.
Tidak harus langsung besar, yang terpenting adalah konsistensi. Ingat, jangan terus-menerus bekerja demi uang. Bangunlah aset yang memungkinkan uang bekerja untuk Anda.(*)