UPDATESATU.COM-Banyak orang kota masih beranggapan bahwa hidup di desa itu serba terbatas, lapangan kerja minim, peluang kecil, dan jika ingin sukses harus pindah ke perkotaan.
Namun, kenyataannya tidak selalu demikian. Justru desa memiliki banyak potensi yang sering kali tidak disadari oleh warganya sendiri.
Apalagi saat ini teknologi semakin maju, internet mudah diakses, dan ilmu bisnis bisa dipelajari dari berbagai sumber.
Cukup membuka YouTube, menelusuri TikTok, atau membaca artikel di blog, semua tersedia secara gratis.
Oleh karena itu, alasan tidak ada peluang usaha sebenarnya sudah tidak relevan lagi.
Faktanya, banyak usaha di desa yang mampu menghasilkan keuntungan besar jika dikelola dengan serius.
Bahkan ada yang omzetnya mencapai puluhan juta rupiah setiap bulan. Kuncinya hanya satu, berani bergerak atau tidak.
Agar lebih nyata, berikut tiga ide usaha di desa pada tahun 2025 yang berpotensi memberikan keuntungan minimal Rp30 juta setiap bulan.
3 Peluang Usaha di Desa di Tahun 2025 untung Hingga 30 Juta
1. Usaha Ternak Ayam
Di pedesaan, salah satu aset paling berharga adalah lahan. Lahan yang luas dan lingkungan yang relatif tenang menjadi modal besar untuk memulai usaha ternak ayam.
Jenis ayam yang paling sering dipilih antara lain ayam potong (broiler), ayam kampung, dan ayam petelur. Semuanya memiliki pasar tersendiri.
Contohnya adalah Bapak Bandiono, seorang peternak ayam kampung yang pernah mengalami kegagalan besar.
Dalam satu kali panen, ratusan ayamnya mati semua. Namun, beliau tidak menyerah. Ia terus belajar hingga menemukan sistem ternak yang tepat.
Kini omzetnya bisa menembus puluhan juta rupiah per bulan, bahkan kisahnya sempat dimuat di berbagai media.
Usaha ternak ayam menarik karena modalnya dapat disesuaikan. Sebagai contoh, untuk memelihara 500 ekor ayam dibutuhkan biaya sekitar Rp7.300.000.
Biaya tersebut sudah mencakup pakan, vaksin, listrik, dan tenaga kerja. Dalam waktu 30–35 hari, ayam broiler bisa mencapai bobot 1,5 kg. Jika harga di pasaran Rp20.000 per kg, hasil sekali panen dapat mencapai Rp15 juta.
Itu masih skala kecil, sehingga jika diperbesar tentu potensi keuntungannya semakin tinggi.
Kini banyak peternak menjual ayamnya langsung melalui media sosial atau aplikasi pesan antar, sehingga jangkauan pasarnya semakin luas.
2. Pertanian Hidroponik
Jika beternak dirasa cukup rumit, ada pilihan lain yang tidak kalah menjanjikan, yaitu pertanian hidroponik.
Banyak yang mengira bahwa hidroponik hanya cocok di perkotaan karena membutuhkan sistem modern.
Padahal, desa justru lebih ideal. Lingkungan pedesaan memiliki udara yang bersih, air yang melimpah, serta lahan yang luas.
Contoh nyata datang dari Bapak Samuel di Indramayu. Beliau mengembangkan kebun hidroponik dengan tanaman seperti selada, bayam, dan kangkung.
Pasarnya jelas, yaitu supermarket, restoran, dan konsumen langsung.
Sekali panen, ia dapat menjual ribuan kemasan sayuran dengan harga Rp20.000–Rp35.000 per bungkus.
Jika rata-rata Rp25.000 per bungkus dan terjual 3.000 bungkus, maka omzetnya bisa mencapai Rp75 juta per bulan.
Pasar hidroponik semakin berkembang seiring meningkatnya kesadaran masyarakat perkotaan akan gaya hidup sehat.
Apalagi dengan pemasaran secara online, sayuran dari desa bisa langsung sampai ke meja makan masyarakat kota.
3. Usaha Pangkas Rambut
Peluang usaha berikutnya adalah jasa pangkas rambut, sebuah usaha sederhana tetapi memiliki prospek yang menjanjikan.
Rambut manusia selalu tumbuh, sehingga kebutuhan untuk memangkas rambut tidak akan pernah hilang.
Contoh inspiratif datang dari Bapak Ari di Lombok Timur. Beliau memulai usaha potong rambut hanya dengan modal Rp500.000 dan belajar secara otodidak melalui YouTube. Kini, pelanggan yang datang mencapai 20–30 orang per hari.
Dengan tarif rata-rata Rp15.000 per orang, omzet bulanan bisa menembus jutaan rupiah. Itu pun hanya dari jasa potong rambut, belum termasuk penjualan produk tambahan seperti pomade, minyak rambut, dan produk perawatan lainnya.
Menariknya, usaha ini tidak memerlukan tempat mewah. Bisa dimulai dari garasi rumah, sudut warung, atau ruangan kecil yang disulap menjadi barbershop sederhana. Modalnya relatif kecil, tetapi peluangnya besar.
Dari ketiga contoh di atas, jelas bahwa hidup di desa bukan alasan untuk merasa terbatas. Justru desa menyimpan potensi besar dengan ketersediaan lahan, lingkungan yang tenang, komunitas yang erat, dan kini juga didukung oleh akses digital.
Semua itu bisa menjadi modal untuk meraih kesuksesan.
Usaha ternak ayam cocok bagi yang menyukai bidang peternakan, hidroponik untuk mereka yang tertarik pertanian modern, dan pangkas rambut bagi yang ingin memulai usaha jasa dengan modal kecil.
Semuanya berpotensi menghasilkan puluhan juta rupiah per bulan jika dikelola dengan tekun.
Seperti yang pernah dikatakan almarhum Bob Sadino, “Jangan menunggu kaya dulu baru berusaha, tetapi mulailah berusaha dulu agar bisa menjadi kaya.”
Oleh karena itu, bagi Anda yang tinggal di desa, jangan minder. Bisa jadi rezeki Anda ada di kandang ayam, kebun hidroponik, atau kursi pangkas rambut yang sederhana. (*)
