UPDATESATU.COM-Merekrut karyawan profesional dengan gaji tinggi merupakan salah satu tantangan penting bagi perusahaan yang tengah berkembang. Tidak hanya soal kemampuan finansial, proses rekrutmen ini juga membutuhkan perencanaan matang agar calon karyawan yang diterima dapat memberikan kontribusi optimal bagi pertumbuhan bisnis.
Kesalahan dalam memilih karyawan profesional dapat berakibat pada turunnya produktivitas, tingginya tingkat turnover, dan bahkan berdampak pada reputasi perusahaan di mata pasar.
Oleh karena itu, setiap langkah dalam proses rekrutmen harus dilakukan secara sistematis dan terukur, mulai dari penentuan tujuan hingga evaluasi kompetensi calon karyawan.
Panduan ini hadir untuk membantu pemilik usaha, HRD, atau manajer dalam memahami aspek-aspek penting saat merekrut karyawan profesional bergaji besar.
Dengan panduan yang tepat, perusahaan dapat memilih kandidat yang tidak hanya memiliki kemampuan dan pengalaman sesuai kebutuhan, tetapi juga motivasi, karakter, dan budaya kerja yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan.
Hal ini akan memastikan investasi pada sumber daya manusia memberikan hasil yang maksimal, sekaligus memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompetitif.
Berikut ini 15 panduan untuk merekrut karyawan profesional bergaji tinggi:
Panduan untuk merekrut karyawan profesional bergaji tinggi
1. Objective and Impact (Tujuan dan Dampak)
Tentukan tujuan merekrut profesional bergaji tinggi. Apakah langkah ini dapat membantu perusahaan berkembang lebih besar atau mempermudah delegasi pekerjaan secara efektif?
Apakah dapat menurunkan biaya sehingga profit meningkat dan brand menjadi lebih kuat serta relevan?
Rekrutmen harus memiliki tujuan yang jelas, dan ukuran keberhasilan calon karyawan harus dapat diterima oleh perusahaan.
Jika tujuan belum jelas, hentikan proses rekrutmen sementara.
2. Experience (Pengalaman)
Periksa pengalaman kerja calon karyawan, termasuk brand sebelumnya, deskripsi pekerjaan (jobdesk), KPI, serta durasi pengalaman yang relevan dengan posisi yang dibutuhkan.
Pastikan pengalaman tersebut sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan perhatikan frekuensi perpindahan pekerjaan.
3. Competency (Kompetensi)
Tinjau latar belakang pendidikan calon karyawan. Walaupun pendidikan bukan satu-satunya faktor utama, hal ini tetap menjadi pertimbangan.
Berikan studi kasus terkait posisi yang dicari. Jika pemilik perusahaan tidak memiliki ide studi kasus, dapat menggunakan jasa konsultan untuk wawancara dan penilaian kompetensi. CV yang bagus belum tentu mencerminkan kompetensi yang sesuai.
4. Achievement (Prestasi)
Periksa apakah calon karyawan memiliki prestasi, misalnya meningkatkan penjualan (sales), profit, jumlah cabang, atau jumlah karyawan (base employee) dalam periode tertentu. Prestasi bukan satu-satunya patokan, tetapi menjadi nilai tambah.
5. Ambition and Motivation (Ambisi dan Motivasi)
Tanyakan ambisi dan motivasi calon karyawan untuk bergabung dengan perusahaan Anda, terutama jika sebelumnya bekerja di brand besar. Pastikan ambisi dan motivasinya masuk akal, bukan sekadar alasan semu.
6. Salary and Allocation (Gaji dan Alokasi)
Pastikan anggaran gaji telah diperhitungkan dalam perencanaan keuangan perusahaan. Jika anggaran tersedia, jangan ragu untuk menggunakannya, tetapi tetap perhatikan proyeksi profit dan kondisi perusahaan.
7. Culture (Budaya Perusahaan)
Budaya perusahaan UMKM berbeda dengan brand besar. Jelaskan budaya internal perusahaan agar calon karyawan tidak mengalami kejutan budaya (culture shock).
8. Psychological Test (Tes Psikologi)
Tes psikologi tetap wajib dilakukan untuk menilai karakter profesional yang direkrut. Jika tidak memahami, konsultasikan dengan konsultan psikologi.
9. Track Record
Periksa rekam jejak calon karyawan, mulai dari CV hingga menghubungi perusahaan sebelumnya. Pastikan informasi yang diperoleh valid, terutama jika perusahaan membayarkan gaji tinggi.
10. Social Media Habit (Kebiasaan Media Sosial)
Periksa aktivitas calon karyawan di media sosial (Instagram, TikTok, Twitter, Facebook) untuk menilai perilaku daring. Hal ini menjadi pertimbangan tambahan.
11. Side Job (Pekerjaan Sampingan)
Tanyakan apakah calon karyawan memiliki pekerjaan sampingan. Pastikan pekerjaan tersebut tidak mengganggu pekerjaan utama atau menimbulkan konflik kepentingan.
12. Benefit and Bonus (Tunjangan dan Bonus)
Pastikan tunjangan dan bonus yang diharapkan calon karyawan masuk akal, terukur, dan sesuai ekspektasi perusahaan.
13. Homestay (Tempat Tinggal)
Periksa lokasi tempat tinggal calon karyawan dan pastikan fleksibel untuk kebutuhan pekerjaan, seperti rapat atau pengawasan outlet pada akhir pekan.
14. Jobdesk dan KPI
Tetapkan jobdesk dan KPI secara rinci sejak awal. Profesional bergaji tinggi bekerja sesuai jobdesk, berbeda dengan karyawan biasa. Target KPI harus jelas dan sesuai bidang masing-masing.
15. Kesepakatan Kerja
Buat kesepakatan kerja yang jelas dan tertulis. Pastikan HRD kompeten dan semua regulasi dipatuhi. Kesepakatan ini akan melindungi kedua belah pihak secara adil.
Demikian 15 panduan merekrut karyawan profesional bergaji tinggi. (*)
