UPDATESATU.COM-Empat usaha sampingan di desa yang dapat memberikan keuntungan minimal Rp350.000 per hari.
Bahkan, usaha keempat memiliki potensi omset hingga Rp10 juta.
Lalu, apa saja ide bisnis tersebut? Mari kita bahas.
Tinggal di desa sering dianggap sebagai keterbatasan dalam membangun usaha. Padahal, banyak potensi di desa yang belum tergarap secara maksimal, bahkan mampu menghasilkan keuntungan besar setiap hari. Dengan kreativitas dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia, beberapa usaha sederhana dapat memberikan penghasilan minimal Rp350.000 per hari.
Salah satu usaha yang akan dibahas bahkan berpotensi meraih omset hingga Rp10 juta.
Mari kita bahas satu per satu dengan sudut pandang bahwa setiap peluang dapat menjadi lahan kesuksesan jika dijalani dengan serius dan strategi yang tepat.
Ide usaha sampingan di desa yang dapat memberikan keuntungan minimal Rp350.000 per hari.
1. Usaha kardus bekas.
Peluang ini berasal dari barang yang dianggap sampah. Siapa sangka, kardus bekas dapat menjadi sumber penghasilan yang signifikan.
Di era maraknya belanja online, permintaan kardus untuk pengemasan barang semakin tinggi.
Banyak orang menganggap kardus bekas hanya sampah, padahal jika dikelola dengan baik dapat menjadi ladang emas.
Contohnya, salah satu penjual di marketplace sukses menjual ribuan kardus bekas untuk pengemasan.
Kardus ini dihargai bervariasi, tergantung ukuran, mulai dari Rp7.000 hingga Rp30.000 per buah. Jika 10.000 unit kardus terjual dengan harga rata-rata Rp15.000, omsetnya dapat mencapai Rp150 juta.
Kuncinya adalah menemukan sumber pasokan kardus bekas, yang dapat diperoleh dari minimarket, toko kelontong, atau supermarket besar. Selanjutnya, jual kembali secara online di marketplace seperti Tokopedia atau Shopee. Tidak perlu membeli banyak sekaligus; mulailah dengan modal kecil dan uji respon pasar.
2. Usaha jualan jam dinding dan aksesoris.
Bisnis klasik ini memiliki keuntungan yang cukup fantastis. Jam dinding mungkin terlihat sederhana, tetapi tetap dibutuhkan di setiap rumah, kantor, bahkan sekolah.
Contohnya, seorang penjual jam dinding merek Seiko berhasil menjual lebih dari 10.000 unit dengan harga Rp25.000 per buah, sehingga omsetnya dapat mencapai Rp250 juta. Keuntungan bisnis ini tidak hanya dari penjualan produk utama, tetapi juga dari layanan tambahan seperti servis jam, penggantian mesin jam, dan penjualan tali jam tangan.
Mesin jam yang dibeli seharga Rp1.700 dapat dijual kembali dengan jasa servis seharga Rp40.000.
Strap jam tangan yang dibeli seharga Rp6.000 dapat dijual hingga Rp30.000. Dengan menjual produk utama dan layanan pelengkap, keuntungan dapat digandakan.
Usaha ini menarik karena tidak memerlukan tempat khusus, cukup ruang kecil di rumah sebagai tempat servis dan penyimpanan stok.
3. Kerajinan dari kayu.
Usaha estetika ini bernilai tinggi. Sumber daya alam di desa, terutama kayu, dapat diolah menjadi produk bernilai jual tinggi, seperti meja lipat, rak tanaman, atau hiasan rumah.
Produk-produk ini sangat diminati di kota besar karena kesan natural dan keunikannya.
Sebagai contoh, meja kayu lipat yang dijual seharga Rp304.000 berhasil terjual hingga 750 unit, sehingga omsetnya mencapai Rp228 juta. Modal awal cukup minim jika memiliki keterampilan dasar pertukangan, bahkan dapat dimulai dengan memanfaatkan kayu bekas yang masih layak.
Nilai tambah terbesar berasal dari desain menarik dan kualitas pengerjaan.
Usaha ini juga dapat membuka jasa custom sesuai permintaan pelanggan. Kerajinan kayu ramah lingkungan dan berpotensi menjadi usaha berkelanjutan, terutama jika bahan baku diperoleh dari limbah pertanian atau kayu yang tidak terpakai.
4. Usaha fashion anak.
Segmen pasar ini selalu stabil. Setiap tahun jumlah bayi dan anak-anak meningkat, sehingga orang tua selalu mencari pakaian yang nyaman, lucu, dan berkualitas untuk buah hatinya. Pasar fashion anak menjadi salah satu yang paling stabil dan menguntungkan.
Contohnya, setelan baju anak dijual dengan harga rata-rata Rp28.000 dan berhasil terjual hingga 3.200 potong, menghasilkan omset sekitar Rp89.600.000.
Selain desain menarik, kualitas bahan juga penting, seperti katun yang halus dan lembut agar nyaman dipakai anak.
Variasi motif dan warna mempengaruhi penjualan; semakin banyak pilihan, semakin besar kemungkinan konsumen membeli lebih dari satu produk.
Produk fashion anak sangat potensial dijual secara online karena ringan dan mudah dikirim. Tips penting untuk sukses adalah menyediakan ukuran lengkap dari bayi hingga balita, menjaga ketersediaan stok, dan memperhatikan masukan dari pelanggan untuk meningkatkan kualitas layanan dan produk.
Kesimpulannya, keempat jenis usaha ini membuktikan bahwa peluang di desa tidak kalah dengan perkotaan.
Dengan biaya operasional yang lebih rendah, bisnis di desa dapat memberikan margin keuntungan lebih tinggi.
Asal dikelola dengan cerdas, konsisten, dan belajar dari pasar, peluang keuntungan bisa mencapai ratusan juta.
Kunci keberhasilan bukan pada jenis usaha yang mewah atau rumit, tetapi pada kemampuan melihat potensi yang sering diabaikan orang lain. Baik kardus bekas, jam dinding, kerajinan kayu, maupun fashion anak, semuanya dapat menjadi sumber penghasilan signifikan jika digarap serius.
Bagi warga desa yang ingin menambah penghasilan tanpa harus merantau ke kota, pilihan usaha di atas dapat menjadi awal perjalanan bisnis yang menjanjikan.
Mulailah dari skala kecil, uji pasar, dan terus kembangkan. Siapa tahu usaha rumah di desa dapat berkembang menjadi bisnis besar yang membuka lapangan kerja bagi banyak orang di sekitar.(*)
