UPDATESATU.COM - Memulai bisnis kuliner adalah impian banyak orang, tetapi salah satu pertanyaan besar yang sering muncul di awal perjalanan adalah: lebih baik membangun brand sendiri atau membeli franchise? Keduanya tampak menjanjikan, namun memiliki jalur yang sangat berbeda.
Mendirikan brand sendiri memberi kebebasan penuh dalam menciptakan identitas dan strategi bisnis, tetapi tentu penuh tantangan dan membutuhkan waktu serta sumber daya yang lebih besar.
Di sisi lain, membeli franchise menawarkan kemudahan karena sistem sudah tersedia, namun Anda harus rela berbagi kendali dan mengikuti aturan dari pemilik brand utama.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas kelebihan dan kekurangan dari kedua pilihan tersebut.
Dengan memahami perbedaannya, Anda bisa menentukan langkah mana yang paling sesuai dengan tujuan jangka panjang dan kemampuan yang dimiliki saat ini.
Apakah Anda tipe pebisnis yang siap membangun segalanya dari nol, atau lebih nyaman menjalankan sistem yang sudah terbukti berhasil?
Mari kita bahas secara mendalam agar Anda tidak salah pilih jalan dalam membangun impian di dunia kuliner.
Lebih Baik Membuat Brand Sendiri atau Beli Franchise?
Franchise adalah peluang usaha yang secara merek maupun model bisnisnya telah terdaftar di asosiasi waralaba dan memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Waralaba yang berlaku di Indonesia.
Namun, dalam pameran-pameran usaha, kita sering menemukan peluang bisnis serupa yang tidak termasuk dalam asosiasi waralaba.
Jenis ini biasanya disebut sebagai business opportunity atau kemitraan, karena belum tentu memenuhi seluruh persyaratan legal formal sebagai franchise.
Dengan demikian, terdapat dua jenis utama yang umum ditawarkan: franchise resmi dan kemitraan atau peluang bisnis yang belum sepenuhnya sesuai dengan standar franchise.
Lalu, pertanyaannya: lebih baik menciptakan merek sendiri atau menjalankan merek milik pihak lain melalui sistem kemitraan atau franchise?
1.Rencana jangka panjang Anda.
Jika Anda memilih untuk membangun merek sendiri, tentu ada kelebihan sekaligus tantangannya.
Begitu pula bila Anda memilih franchise atau kemitraan, masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangannya.
Sebagai contoh, apabila tujuan Anda adalah membangun merek kuliner sendiri, memperluas skala usaha, membuka banyak cabang di berbagai kota, bahkan ingin membawa usaha ke tahap penawaran umum perdana (IPO), atau memiliki berbagai aliran pendapatan (revenue stream), maka membangun merek sendiri lebih direkomendasikan.
Hal ini karena Anda akan memegang penuh kendali atas visi, misi, serta arah pengembangan bisnis Anda.
Namun, jika tujuan Anda lebih ke arah mendapatkan penghasilan bulanan atau tahunan secara praktis, maka memilih franchise atau kemitraan bisa menjadi opsi yang tepat.
Membangun merek sendiri memang menuntut banyak persiapan — mulai dari menciptakan produk, membentuk identitas merek, hingga menyusun strategi pemasaran dan operasional.
Sebaliknya, jika Anda memilih franchise, sebagian besar pekerjaan tersebut telah disiapkan oleh pemilik merek utama (franchisor): mulai dari produk, resep, rantai pasok, hingga standar operasional (SOP).
Anda cukup menyesuaikan strategi promosi di tingkat lokal.
Namun, kekurangannya adalah Anda tidak memiliki kendali penuh atas merek tersebut.
Inovasi dan arah pengembangan jangka panjang tetap berada di tangan franchisor.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keputusan antara memilih franchise atau membangun merek sendiri sangat ditentukan oleh visi jangka menengah dan panjang Anda.
Jika Anda ingin mempelajari sistem operasional bisnis kuliner yang sudah tertata dengan baik dan ingin meminimalkan risiko di awal, maka memilih kemitraan bisa menjadi langkah awal yang bijak.
Satu hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah sumber daya dan kapabilitas diri Anda sendiri.
Jika Anda yakin memiliki kapasitas serta sumber daya memadai — baik dalam bentuk anggaran, tim, maupun kemampuan kepemimpinan — membangun merek sendiri dapat menjadi langkah yang besar dan berpengaruh.
Namun, jika sumber daya Anda masih terbatas, maka franchise dapat menjadi solusi praktis untuk jangka pendek hingga menengah.
Kesimpulannya, kedua model bisnis — membangun merek sendiri atau menjalankan franchise — memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Pilihlah yang paling sesuai dengan tujuan jangka panjang dan kemampuan yang Anda miliki saat ini.(*)