UPDATESATU.COM-Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang 12 cara menjaga kualitas produk dalam bisnis kuliner.
Konsistensi kualitas produk merupakan hal yang sangat penting dalam bisnis kuliner. Sebagai pemilik bisnis, tentunya kita selalu ingin menyajikan produk terbaik bagi konsumen.
Namun, menjaga kualitas produk bukanlah hal yang mudah, terutama jika bisnis tersebut tidak kita kelola dan jalankan sendiri, atau sedang berkembang dengan banyak cabang.
Kondisi ini tentu akan sangat berbeda apabila kita sendiri yang menangani bisnis kuliner tersebut, mulai dari proses memasak hingga penyajian langsung kepada konsumen. Dengan begitu, pekerjaan rutin tersebut dapat membantu menjaga kualitas produk dalam jangka panjang, sebagaimana banyak brand legendaris yang ada di berbagai daerah.
Lalu, bagaimana jika kita ingin bisnis kita dikelola secara profesional dan dapat berkembang pesat? Di sinilah tantangan menjaga kualitas produk menjadi sangat penting. Jadi, apa solusinya?
Sebelum membahas solusi tersebut, mari kita tinjau terlebih dahulu mengapa kualitas produk sangat penting:
kualitas produk sangat penting
1. Kualitas produk merupakan ekspektasi dan harapan konsumen.
2. Kualitas produk menjadikan bisnis kita dapat bertahan dalam jangka panjang.
3. Kualitas produk menciptakan loyalitas, yaitu repeat order dan rekomendasi dari konsumen.
Setelah mengetahui pentingnya kualitas produk, sekarang kita akan membahas 12 cara menjaga kualitas produk yang dapat diterapkan dalam bisnis kuliner.
cara menjaga kualitas produk Pada Bisnis Kuliner
1. Penyederhanaan Proses
Semakin panjang proses produksi, semakin besar potensi kesalahan. Oleh karena itu, sederhanakan proses tersebut. Contohnya adalah penggunaan single packaging seperti produk ready to cook atau ready to heat. Bumbu dasar dapat dibuat sebelumnya, bukan diracik secara mendadak.
Contoh lain adalah roti yang dapat disimpan beku dan tinggal dipanaskan, atau bebek yang hanya tinggal digoreng di outlet. Proses yang singkat akan mengurangi risiko kesalahan.
2. SOP (Standard Operating Procedure) dan SOC (Standard Observation Checklist)
SOP dan SOC harus dibuat secara tertulis dan dilengkapi dengan video. Video pelatihan sangat penting untuk memastikan standar yang sama di berbagai cabang, tanpa tergantung pada individu tertentu.
Misalnya, mengapa minyak harus panas atau air harus mendidih, dapat dijelaskan melalui video.
3. Pelatihan Rutin dan LMS (Learning Management System)
Pelatihan adalah kunci utama. LMS membuat proses pelatihan menjadi lebih efisien dan standar. Semua SOP dan SOC yang berbentuk video harus diunggah ke LMS. Tanpa LMS, sulit mengontrol kualitas pelatihan yang berujung pada kualitas produk.
4. Audit dan Mystery Shopper
Lakukan audit secara berkala, baik saat proses produksi maupun saat penyajian produk.
Gunakan juga metode mystery shopper dengan memesan sebagai konsumen biasa, baik secara langsung di outlet maupun melalui layanan antar. Audit ini sebaiknya tidak dilakukan langsung oleh pemilik agar tidak terdeteksi.
5. Survei Konsumen Secara Rutin
Lakukan survei secara rutin dengan bertanya langsung kepada konsumen, terutama pelanggan tetap. Terima kritik dan masukan dengan baik. Jika ada keluhan, tanggapi segera dan undang kembali konsumen tersebut agar tidak kapok berkunjung.
6. Pantau Situs Review dan Media Sosial
Selalu pantau review di Google Review, GoFood, Instagram, TikTok, dan WhatsApp Bisnis.
Segera tindaklanjuti komplain atau masukan dengan melakukan perbaikan, lalu informasikan kepada konsumen melalui media sosial bahwa masalah telah diatasi.
7. Kontrol Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku
Pastikan ada SOP terkait penerimaan dan penyimpanan bahan baku. Misalnya, bahan segar wajib dibungkus dengan plastik wrap dan suhu penyimpanan harus sesuai standar. Hal ini sangat penting terutama untuk produk yang mengandung protein seperti ikan, ayam, atau daging.
8. Standar Kualitas Bahan Baku dan Vendor
Pilih bahan baku berkualitas sesuai segmen pasar sejak awal membuat resep. Jangan bergantung pada satu vendor saja.
Pastikan bahan baku andalan tersedia di beberapa vendor agar ketika salah satu kosong, kita masih memiliki alternatif lain.
9. Peralatan dan Perlengkapan yang Mendukung
Peralatan sangat memengaruhi kualitas produk. Misalnya, untuk membuat nasi goreng dengan aroma khas diperlukan kompor wok dengan api besar.
Pastikan alat yang digunakan saat riset dan di outlet adalah sama agar kualitas konsisten. Standarisasi alat dan perlengkapan juga harus didokumentasikan dalam SOP dan video.
10. Aturan dan Budaya di Outlet
Budaya kerja di outlet sangat mempengaruhi kualitas. Misalnya, budaya ibadah dapat membuat karyawan lebih amanah dan tidak mengurangi takaran atau mengganti bahan dengan kualitas rendah. Budaya kebersihan juga penting, karena kebersihan adalah bagian dari tanggung jawab moral.
11. Reward dan Punishment
Buat sistem penghargaan bagi tim yang berhasil menjaga kualitas produk. Berikan reward jika kualitas dan survei kepuasan konsumen baik. Sebaliknya, lakukan evaluasi dan tindak lanjut jika terdapat masalah. Sistem ini akan meningkatkan semangat kerja dan kualitas produk.
12. Struktur Organisasi di Outlet
Penting untuk memiliki struktur organisasi yang jelas, seperti pimpinan dapur yang bertanggung jawab atas produksi dan manajer outlet untuk operasional.
Struktur ini memperjelas alur tanggung jawab sehingga setiap masalah bisa cepat dieksekusi dan dievaluasi. Untuk UMKM, biasanya dikelola langsung oleh pemilik, namun untuk pengembangan skala besar perlu adanya orang yang kompeten di bidang manajemen outlet.
Demikianlah 12 cara menjaga kualitas produk dalam bisnis kuliner. Semoga pembahasan ini bermanfaat yang berkecimpung di bidang kuliner.(*)
