UPDATESATU.COM - Apakah Anda memiliki usaha, namun bayangan "bangkrut" selalu menghantui?
Atau bahkan Anda belum memulai usaha karena khawatir akan mengalami kebangkrutan?
Pada kesempatan ini, Updatsatu.com akan membagikan 5 tips untuk menghindari kebangkrutan. Simak terus pembahasan ini hingga akhir.
Sebagai seorang pelaku usaha, istilah "bangkrut" tentu merupakan sesuatu yang sangat dihindari.
Tidak ada satu pun pengusaha yang menginginkan hal tersebut terjadi.
Oleh karena itu, Anda perlu mengelola bisnis dengan sebaik-baiknya agar terhindar dari risiko kebangkrutan.
Faktor yang menyebabkan bisnis mengalami kegagalan
Ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan bisnis mengalami kegagalan.
1. tidak lancarnya arus kas
Salah satu faktor utama adalah tidak lancarnya arus kas (cashflow).
Misalnya, ketika terjadi penumpukan stok barang di gudang karena tidak terserap pasar.
Uang yang telah Anda investasikan ke dalam barang tersebut menjadi tidak produktif, padahal uang tunai berperan sebagai bahan bakar utama bagi jalannya bisnis.
2. kesalahan dalam memilih produk
Faktor lainnya adalah kesalahan dalam memilih produk. Pemilihan produk yang tepat sangat penting karena berkaitan langsung dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika Anda hanya tergiur oleh keuntungan besar tanpa mempertimbangkan segmentasi pasar, maka bisnis Anda berisiko gagal dalam waktu singkat.
Sebagai contoh, pada bulan Ramadhan banyak bermunculan penjual es campur musiman. Apabila seseorang hanya mengikuti tren tanpa mempertimbangkan lokasi dan sasaran pasar yang tepat, maka alih-alih memperoleh keuntungan, justru bisa mengalami kerugian.
Cara Menghindari Kebangkrutan Usaha
Berikut ini adalah lima tips sederhana agar bisnis Anda terhindar dari kebangkrutan:
1. Tetapkan Target yang Jelas
Tanpa target yang terukur, bisnis akan berjalan tanpa arah. Hanya berfokus pada penjualan, keuntungan, atau balik modal, tanpa ada orientasi terhadap pertumbuhan dan pengembangan usaha.
Tuliskan dengan jelas tujuan yang ingin Anda capai dari usaha yang dijalankan. Tujuan tersebut akan menjadi motivasi utama Anda.
Sebagai ilustrasi, jika target keuntungan Anda adalah Rp10 juta per bulan dan keuntungan per produk adalah Rp50.000, maka Anda harus menjual 200 unit produk.
Jika dibagi ke dalam 30 hari, maka target penjualan harian Anda adalah sekitar 7 unit. Dengan demikian, target tersebut akan terasa lebih realistis untuk dicapai.
2. Catat Arus Kas secara Rutin
Uang tunai adalah bahan bakar dalam dunia usaha. Hindari menginvestasikan seluruh modal ke dalam bentuk barang tanpa menyisakan dana operasional.
Sebagai contoh, ada seorang pedagang kerudung yang selalu mencatat setiap transaksi penjualannya dalam sebuah buku kecil.
Tindakan sederhana ini dapat menjadi pembelajaran penting, terutama bagi pelaku usaha pemula.
Pencatatan arus kas harian, mingguan, hingga bulanan akan membantu Anda memisahkan keuangan usaha dari kebutuhan pribadi.
Banyak pelaku usaha pemula yang gagal karena tidak memiliki pencatatan keuangan yang baik, sehingga kesulitan dalam menilai kesehatan finansial bisnis yang dijalankan.
3. Atur Keuangan dengan Bijak
Pencatatan keuangan bertujuan untuk memastikan efisiensi dalam pengelolaan biaya operasional.
Terkadang, pelaku usaha pemula terjebak dalam euforia omzet yang besar. Misalnya, saat memperoleh omzet Rp10 juta pada bulan pertama, sebagian orang tergoda menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan pribadi seperti makan di luar, nongkrong di kafe, atau menonton film, padahal dana tersebut merupakan bagian dari arus kas perusahaan.
Pemisahan rekening pribadi dan usaha sangat disarankan.
Dana usaha sebaiknya diinvestasikan kembali ke dalam hal yang dapat menunjang pertumbuhan bisnis, seperti membeli alat produksi atau merekrut tenaga pemasaran profesional. Pengelolaan keuangan yang baik akan memberikan dampak positif jangka panjang terhadap usaha Anda.
4. Bangun Tim yang Solid
Dalam berbisnis, tidak ada istilah "superman", melainkan "super team".
Pada tahap awal, Anda mungkin bisa mengurus semuanya secara mandiri, mulai dari produksi, pemasaran, hingga pencatatan keuangan.
Namun, jika Anda tiba-tiba sakit atau ada keperluan mendesak, bisnis bisa terhenti.
Sebagai ilustrasi, sebuah usaha martabak terkenal di kota saya awalnya hanya dikelola oleh pemilik dan satu karyawan. Seiring waktu, usaha tersebut berkembang dan sang pemilik hanya bertugas mengawasi.
Dalam bisnis daring (online), keberadaan tim sangat krusial. Dibutuhkan peran customer service, tim pengemasan, pengelola gudang, pengendali kualitas, hingga pembuat konten dan pengelola iklan di media sosial.
Membangun tim yang solid memang tidak mudah. Pemilihan anggota tim harus disesuaikan dengan visi dan misi perusahaan, agar tidak justru menjadi penyebab kegagalan usaha.
5. Bersikap Kreatif dan Inovatif
Konsumen selalu menginginkan produk atau layanan baru. Jika mereka tidak menemukannya di tempat Anda, mereka akan mencarinya di tempat lain.
Kita bisa belajar dari restoran cepat saji KFC (Kentucky Fried Chicken). Meskipun terkenal dengan ayam goreng tepungnya, mereka terus melakukan inovasi dengan menawarkan menu sarapan, paket pesta, hingga menu unik seperti kulit ayam renyah (crispy chicken skin).
Mungkin terdengar aneh, tetapi inovasi tersebut terbukti diminati oleh konsumen.
Bisnis yang monoton dan tidak menghadirkan inovasi akan ditinggalkan oleh pelanggan.
Jangan ragu meminta masukan dari orang-orang terdekat, rekan usaha, atau karyawan Anda. Bisa jadi ide dari mereka dapat membantu mengembangkan usaha Anda ke arah yang lebih baik.
Demikianlah lima tips penting yang dapat membantu Anda menghindari kebangkrutan dalam bisnis.
Semoga bermanfaat. (*)