UPDATESATU.COM - Halo, Para pebisnis. Bagi kalian yang membaca artikel ini, mungkin sedang bingung memilih antara membangun usaha sendiri atau bergabung dengan paket waralaba.
Keduanya memang memiliki perbedaan, tetapi tujuan utamanya tetap sama, yaitu memperoleh keuntungan semaksimal mungkin.
Pada kesempatan ini, kita akan membahas kelebihan dan kekurangan usaha mandiri dibandingkan dengan waralaba agar Sobat Bisnis dapat menentukan pilihan yang paling sesuai.
Sebelum membahas perbandingan antara waralaba dan usaha mandiri, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu waralaba.
Bisnis waralaba
Bisnis waralaba merupakan model kerja sama usaha yang menggunakan prinsip kemitraan. Pelaku usaha yang memilih sistem ini tidak perlu repot memikirkan strategi pemasaran, manajemen, atau penyediaan peralatan usaha karena seluruhnya telah disediakan oleh pemilik waralaba (franchisor). Dengan demikian, pelaku usaha hanya perlu menjalankan bisnis sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan.
Beberapa contoh waralaba yang cukup populer di Indonesia antara lain Alfamart, Indomaret, McDonald's, KFC, dan Starbucks. Lantas, bisnis mana yang lebih baik?
Apakah lebih menguntungkan membangun usaha sendiri atau membeli lisensi waralaba? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita bahas kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis usaha.
Jenis-jenis usaha
1. Branding
Salah satu keuntungan utama dari bisnis waralaba adalah merek dagang yang telah dikenal luas oleh masyarakat. Dengan demikian, pelaku usaha tidak perlu melakukan banyak upaya untuk memperkenalkan produknya kepada calon konsumen.
Namun, kekurangannya adalah jika salah satu cabang waralaba mengalami permasalahan atau mendapatkan citra buruk, maka dampaknya dapat dirasakan oleh seluruh jaringan bisnis yang menggunakan merek yang sama.
Di sisi lain, membangun usaha sendiri memerlukan upaya yang lebih besar dalam membangun citra merek di kalangan masyarakat, khususnya calon pelanggan. Namun, keuntungan dari usaha mandiri adalah pemilik memiliki kendali penuh atas reputasi bisnisnya.
2. Model Kepemilikan
Dalam hal kepemilikan, usaha mandiri lebih unggul dibandingkan dengan waralaba. Pemilik usaha memiliki kebebasan penuh dalam menentukan kebijakan dan strategi bisnis sesuai keinginannya. Sebaliknya, pemilik waralaba harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh franchisor, sehingga tidak memiliki fleksibilitas dalam pengambilan keputusan.
Selain itu, dalam bisnis mandiri, pemilik dapat menentukan sendiri lokasi usaha tanpa harus mematuhi ketentuan tertentu sebagaimana dalam bisnis waralaba.
Bahkan, jika memiliki lahan strategis, seperti di halaman rumah, usaha dapat langsung dijalankan tanpa batasan tertentu.
Namun, usaha mandiri tidak memiliki jaminan stabilitas seperti waralaba, sehingga ada risiko ketidakpastian dalam pengelolaan bisnis.
3. Penyedia Barang (Supplier)
Dalam bisnis waralaba, bahan baku dan perlengkapan usaha biasanya telah disediakan oleh franchisor, dan mitra usaha tidak diperkenankan membeli dari pemasok lain, meskipun terdapat penawaran yang lebih menguntungkan.
Sebaliknya, dalam usaha mandiri, pemilik bebas memilih pemasok yang dirasa lebih sesuai dan menguntungkan.
Akan tetapi, hal ini juga dapat menimbulkan risiko terhadap kualitas bahan baku yang digunakan. Berbeda dengan bisnis waralaba, yang telah menjamin mutu dan keaslian bahan baku yang digunakan dalam operasional usaha.
4. Risiko
Membangun usaha sendiri memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan bisnis waralaba. Hal ini disebabkan oleh minimnya pengalaman serta ketidakpastian dalam menjalankan bisnis yang belum memiliki sistem yang matang.
Namun, bukan berarti usaha mandiri tidak lebih menguntungkan daripada waralaba.
Dengan kebebasan berinovasi dan bereksperimen, usaha mandiri memiliki potensi untuk berkembang lebih besar, meskipun tingkat risikonya lebih tinggi.
5. Biaya
Secara umum, memulai bisnis waralaba membutuhkan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan membangun usaha sendiri.
Biaya terbesar dalam bisnis waralaba dikeluarkan pada saat awal pembelian lisensi serta pemenuhan kewajiban lainnya yang telah ditentukan oleh franchisor.
Sementara itu, dalam usaha mandiri, biaya yang dibutuhkan dapat lebih besar karena harus mencakup berbagai aspek, seperti operasional, pemasaran, dan investasi awal. Namun, keuntungan dari usaha mandiri adalah pemilik memiliki kendali penuh dalam pengalokasian dana usaha.
6. Manajemen dan Operasional
Bisnis waralaba lebih banyak diminati oleh pemula di dunia bisnis karena franchisor telah menyediakan sistem operasional yang sudah teruji, termasuk standar manajemen dan jaringan pemasok. Oleh karena itu, pelaku usaha hanya perlu mengikuti prosedur yang telah ditetapkan untuk meningkatkan peluang keberhasilan.
Sebaliknya, dalam usaha mandiri, pemilik harus menyusun sendiri strategi manajemen dan operasional serta membangun jaringan bisnis dari nol.
Namun, keuntungannya adalah pemilik memiliki kebebasan penuh dalam menentukan arah perkembangan bisnisnya.
Itulah beberapa perbandingan antara bisnis waralaba dan usaha mandiri. Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing, apakah Sobat Bisnis sudah memiliki gambaran mengenai jenis usaha yang ingin dijalankan? Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat membantu dalam menentukan keputusan bisnis yang tepat. Apa pun pilihan yang diambil, yang terpenting adalah konsistensi dalam menjalankannya!(*)