UPDATESATU.COM-Kita hidup di era yang berubah dengan sangat cepat. Teknologi berkembang dengan pesat, sehingga cara kita bekerja dan berinteraksi juga mengalami perubahan.
Menurut laporan World Economic Forum, lebih dari 1 miliar orang di dunia perlu mempelajari ulang keterampilan baru sebelum tahun 2030, karena banyak jenis pekerjaan lama akan digantikan oleh mesin dan otomatisasi.
Namun, kabar baiknya adalah ketika ada pekerjaan yang hilang, pekerjaan baru juga akan muncul.
Perbedaannya, pekerjaan di masa depan memerlukan keterampilan yang berbeda dengan yang kita miliki sekarang.
Oleh karena itu, apabila kita tidak menyiapkan diri, kita berisiko tertinggal.
Dengan demikian, keterampilan bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan kebutuhan utama agar kita dapat bertahan sekaligus berkembang di masa depan.
Skill ini Wajib Dikuasai Sebelum 2030
1. Literasi digital
Saat ini hampir semua aktivitas terhubung dengan teknologi. Mulai dari berbelanja, bekerja, hingga belajar, sebagian besar sudah berbasis digital. Karena itulah literasi digital menjadi salah satu keterampilan penting yang perlu dikuasai sebelum tahun 2030.
Literasi digital bukan sekadar mampu menggunakan media sosial atau aplikasi. Lebih dari itu, literasi digital berarti memahami cara kerja teknologi, mengetahui cara melindungi data pribadi, serta mampu memilah informasi yang benar di tengah maraknya berita palsu. Menurut data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, lebih dari 60% pekerjaan di masa depan membutuhkan pemahaman digital yang baik. Jika masih gagap teknologi, seseorang akan kesulitan bersaing.
Contoh paling nyata terlihat saat pandemi. Banyak pelaku UMKM hampir gulung tikar, tetapi akhirnya mampu bertahan karena cepat beradaptasi dengan platform digital.
Mereka belajar berjualan melalui marketplace, melakukan promosi di media sosial, hingga menerima pembayaran digital.
Hal ini membuktikan bahwa literasi digital bukan hanya penting bagi generasi muda, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin bertahan di era modern.
2 Kemampuan analisis dan pemecahan masalah
Mesin memang dapat bekerja lebih cepat daripada manusia, tetapi ada keunggulan yang tetap dimiliki manusia, yaitu kemampuan untuk menganalisis situasi dan memecahkan masalah kompleks.
Laporan World Economic Forum menyebutkan bahwa keterampilan pemecahan masalah selalu termasuk dalam daftar lima keterampilan yang paling dibutuhkan di masa depan.
Hal ini karena dunia dipenuhi persoalan yang tidak dapat dijawab hanya dengan rumus atau algoritma.
Diperlukan logika, intuisi, dan kreativitas untuk menemukan solusi terbaik. Banyak perusahaan rintisan sukses karena mampu membaca masalah kecil dan menawarkan solusi berbeda. Misalnya, layanan ojek daring lahir dari permasalahan sederhana: sulitnya transportasi harian di kota besar. Dari permasalahan tersebut muncul solusi yang kini digunakan oleh jutaan orang.
Artinya, kemampuan analisis dan pemecahan masalah berguna tidak hanya di dunia kerja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
3 Kreativitas dan inovasi
Seiring dengan perkembangan teknologi, pekerjaan yang bersifat rutin dan berulang semakin mudah digantikan oleh mesin atau robot.
Namun, ada satu hal yang tidak dapat ditiru sepenuhnya oleh mesin, yaitu kreativitas manusia.
Kreativitas bukan hanya soal seni atau menggambar, melainkan kemampuan menghasilkan ide baru, melihat dari sudut pandang berbeda, serta menemukan jalan yang belum pernah terpikir sebelumnya.
Inovasi lahir dari kreativitas. Contoh dapat dilihat dari para kreator konten. Banyak orang yang awalnya hanya membuat video sederhana di rumah, tetapi karena kreatif, mereka mampu mengubah ide kecil menjadi karya yang bernilai besar.
Bahkan industri konten digital kini berkembang pesat dan membuka banyak lapangan kerja baru. Laporan juga menunjukkan bahwa perusahaan yang menumbuhkan budaya inovasi memiliki peluang lebih besar untuk bertahan di tengah krisis.
4. Adaptabilitas dan fleksibilitas
Dunia kerja saat ini sangat berbeda dibandingkan dengan 10 tahun lalu, dan dalam lima tahun ke depan kemungkinan besar akan berubah kembali.
Oleh karena itu, adaptabilitas atau kemampuan beradaptasi menjadi keterampilan penting yang perlu dikuasai. Adaptabilitas berarti siap menghadapi perubahan, cepat mempelajari hal baru, dan fleksibel dalam menyesuaikan diri.
Sebagus apa pun keterampilan yang dimiliki saat ini, bisa jadi tidak lagi relevan beberapa tahun mendatang.
Menurut laporan, sekitar 40% pekerja perlu menguasai keterampilan baru dalam lima tahun ke depan akibat perubahan teknologi dan kebutuhan pasar.
Pemenang di masa depan bukanlah orang yang paling pintar atau berpengalaman, melainkan mereka yang paling cepat menyesuaikan diri.
5 Komunikasi dan kolaborasi
Di era digital, banyak pekerjaan dilakukan dalam tim, bahkan lintas negara dan budaya. Oleh karena itu, komunikasi dan kolaborasi menjadi keterampilan penting yang wajib dikuasai sebelum tahun 2030.
Komunikasi bukan hanya soal berbicara, tetapi juga bagaimana menyampaikan ide dengan jelas, mendengarkan dengan baik, dan memahami orang lain.
Kolaborasi berarti mampu bekerja sama dalam tim, saling menghargai, dan mencapai tujuan bersama. Google pernah melakukan riset terhadap tim-tim terbaiknya.
Hasilnya, faktor utama kesuksesan tim bukanlah kecerdasan intelektual tertinggi, melainkan adanya rasa aman psikologis (psychological safety), yakni ketika anggota tim merasa aman untuk berbicara, berpendapat, dan berkolaborasi tanpa rasa takut diremehkan.
6 Literasi finansial
Banyak orang yang cerdas secara akademis tetapi masih kesulitan dalam mengatur keuangan. Padahal, sehebat apa pun karier atau bisnis, tanpa kemampuan mengelola keuangan, hasilnya dapat cepat habis. Inilah alasan literasi finansial menjadi keterampilan penting sebelum tahun 2030.
Literasi finansial berarti memahami cara mengatur uang, menabung, berinvestasi, hingga menghindari jebakan utang konsumtif.
Menurut survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hanya sekitar 49% masyarakat Indonesia yang memiliki literasi finansial yang baik.
Artinya, lebih dari separuh masyarakat belum memahami cara mengelola keuangan dengan benar.
Dampaknya, banyak orang terjebak utang, tidak memiliki dana darurat, bahkan kesulitan ketika menghadapi krisis.
7 Kepemimpinan dan manajemen diri
Kepemimpinan sering dianggap hanya untuk orang yang memiliki jabatan tinggi. Padahal, di era sekarang, kepemimpinan bukan hanya memimpin orang lain, melainkan juga memimpin diri sendiri. Keterampilan ini mencakup disiplin, manajemen waktu, kemampuan mengambil keputusan, serta tanggung jawab terhadap diri dan pekerjaan.
Di banyak perusahaan modern yang menerapkan sistem kerja fleksibel atau jarak jauh, tidak ada atasan yang selalu mengawasi. Setiap individu harus mampu mengatur dirinya sendiri. Kepemimpinan juga berarti memberi pengaruh positif kepada orang lain meskipun bukan seorang pemimpin formal.
Orang yang memiliki kepemimpinan biasanya lebih dipercaya, lebih mudah bekerja dalam tim, serta mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Harvard Business Review mencatat bahwa perusahaan dengan gaya kepemimpinan adaptif lebih mampu bertahan di tengah krisis.
Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan hanya soal kewibawaan, tetapi juga kemampuan menghadapi perubahan dengan bijak dan membawa tim melewati tantangan tersebut.
Dengan demikian, sebelum tahun 2030, kita perlu melatih kepemimpinan dan manajemen diri. Sebab, jika tidak mampu memimpin diri sendiri, bagaimana mungkin kita dapat memimpin orang lain?(*)
