UPDATESATU.COM - Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang cara menabung bagi individu dengan penghasilan terbatas.
Mengapa menabung tetap penting meskipun penghasilan terbatas?
Banyak dari kita mungkin berpikir, “Bagaimana bisa menabung jika untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja terkadang masih kurang?” Pemikiran seperti ini sangat wajar, terutama bagi mereka yang memiliki penghasilan terbatas. Namun justru di situlah letak pentingnya belajar menabung.
Bukan karena kita memiliki kelebihan uang, melainkan karena kita membutuhkan rasa aman untuk masa depan.
Coba bayangkan apabila tiba-tiba ada anggota keluarga yang jatuh sakit, kendaraan satu-satunya rusak, atau harus membayar biaya sekolah anak secara mendadak. Jika tidak memiliki tabungan, apa solusinya?
Meminjam, menggunakan kartu kredit, atau berutang? Padahal jika kita memiliki simpanan, walaupun jumlahnya tidak besar, setidaknya kita dapat merasa lebih tenang.
Menabung bukan tentang siapa yang memiliki lebih banyak uang, tetapi siapa yang lebih disiplin.
Berdasarkan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dirilis oleh OJK pada tahun 2023, tercatat bahwa 72% masyarakat Indonesia belum memiliki dana darurat yang ideal.
Bahkan, sekitar 47% responden dari kelompok berpenghasilan rendah menyatakan bahwa mereka tidak pernah menabung sama sekali. Sementara itu, dari kelompok yang menabung, hanya 21% yang konsisten melakukannya setiap bulan.
Data ini menunjukkan bahwa kebiasaan menabung masih belum menjadi budaya umum di masyarakat kita.
Dalam praktik keuangan pribadi, memiliki dana darurat minimal tiga hingga enam kali dari pengeluaran bulanan sangat disarankan. Misalnya, jika pengeluaran bulanan mencapai Rp2 juta, maka idealnya seseorang memiliki tabungan antara Rp6 juta hingga Rp12 juta untuk keadaan darurat.
Namun, realitanya banyak dari kita belum bisa menyisihkan bahkan Rp100.000 per bulan. Ini bukan kesalahan siapa pun, tetapi menjadi pertanda bahwa kita perlu bersama-sama belajar mengelola keuangan dengan lebih baik.
Terlebih di tengah ketidakpastian ekonomi, kebiasaan menabung dapat menjadi penyelamat.
Sebuah studi dari World Bank mengenai perilaku keuangan masyarakat menengah ke bawah di Asia Tenggara menunjukkan bahwa menabung dalam jumlah kecil secara rutin lebih efektif dalam mendorong keberhasilan finansial jangka panjang dibandingkan menabung dalam jumlah besar secara tidak konsisten.
Salah satu contoh program di Filipina berhasil menunjukkan bahwa pekerja kelas menengah dapat mengumpulkan dana darurat hanya dengan menyisihkan Rp3.000 hingga Rp5.000 per hari secara konsisten selama setahun.
Kesimpulannya, menabung bukan tentang besar kecilnya jumlah uang, tetapi tentang niat, kesabaran, dan kedisiplinan.
Langkah-langkah Menabung untuk Penghasilan Terbatas
1. Mulailah dari jumlah kecil tetapi konsisten
Banyak orang merasa bahwa gaji yang terbatas tidak memungkinkan untuk menabung. Namun, kita tidak perlu langsung menyisihkan ratusan ribu atau jutaan rupiah.
Justru bagi yang berpenghasilan pas-pasan, menabung dalam jumlah kecil secara rutin jauh lebih realistis.
Misalnya, menyisihkan Rp2.000 setiap hari setara dengan Rp60.000 per bulan. Jika disisihkan Rp5.000 per hari, maka dalam sebulan akan terkumpul Rp150.000.
Dalam satu tahun, tabungan tersebut dapat mencapai Rp1,8 juta—jumlah yang cukup untuk kebutuhan mendesak.
2. Pisahkan uang untuk ditabung di awal, bukan sisa di akhir bulan
Salah satu kesalahan umum dalam menabung adalah menunggu sisa uang di akhir bulan. Padahal sering kali uang sudah habis sebelum gajian berikutnya.
Oleh karena itu, lebih bijak jika kita menyisihkan uang tabungan segera setelah menerima penghasilan.
Prinsip ini dikenal dengan istilah pay yourself first atau “bayar diri sendiri terlebih dahulu”.
3. Gunakan tempat penyimpanan terpisah
Untuk menghindari godaan menggunakan uang tabungan, sebaiknya pisahkan tempat penyimpanannya dari uang harian.
Bisa dalam bentuk celengan fisik yang tidak mudah dibuka atau menggunakan rekening bank digital tanpa kartu ATM.
Anda juga dapat memanfaatkan fitur kantong tabungan dari dompet digital seperti Dana Goals, GoPay Later, atau ShopeePay Tabungan Harian.
4. Kurangi pengeluaran kecil yang tidak terasa
Pengeluaran kecil seperti membeli kopi, makanan ringan, atau layanan langganan yang tidak digunakan sering kali menjadi penyebab utama uang cepat habis.
Cobalah mencatat semua pengeluaran selama seminggu, lalu evaluasi. Gunakan prinsip “jika tidak jadi dibeli, simpan uangnya”.
5. Manfaatkan promo dan diskon secara bijak
Promo seharusnya digunakan untuk membeli barang yang memang dibutuhkan, bukan untuk konsumsi impulsif. Selisih harga dari diskon dapat langsung disimpan sebagai tabungan. Cashback dari aplikasi juga bisa dimasukkan ke dompet digital dan tidak langsung dibelanjakan kembali.
6. Tetapkan tujuan menabung
Menabung tanpa tujuan jelas cenderung membuat seseorang cepat kehilangan motivasi. Buatlah target seperti dana darurat, biaya pendidikan, liburan sederhana, atau pembelian barang tertentu.
Tempelkan tujuan tersebut di dekat tempat menabung agar kita selalu ingat alasannya.
7. Menabung secara kolektif
Jika merasa kesulitan menabung secara individu, pertimbangkan untuk bergabung dalam arisan atau kelompok menabung. Rasa tanggung jawab sosial dalam kelompok dapat membantu meningkatkan kedisiplinan.
8. Tidak masalah mulai dari jumlah kecil, yang penting mulai
Jangan menunggu memiliki penghasilan besar untuk mulai menabung. Dengan menyisihkan Rp2.000 hingga Rp5.000 per hari secara konsisten, Anda sudah membangun kebiasaan keuangan yang sehat dan akan merasakan manfaatnya di kemudian hari.(*)